Kumpulan Cerita Sex 2018 - Hi pembaca yang setia, aku baru pertama menulis di sini, dan aku
sekarang ingin berbagi pengalamanku kepada pembaca sekalian. Aku berbagi
pengalaman ini karena menurut aku ini adalah hal yang paling indah yang
pernah aku alami. Aku akan mulai dengan perkenalan singkat, namaku
Azwin, usiaku 19 tahun, sekarang aku sedang kuliah di salah satu
perguruan tinggi di Bandung. Aku mempunyai sifat pemalu yang sejak dulu
menjadi hambatan bagiku dalam menjalin hubungan dengan lawan jenisku.
Peristiwa yang aku alami ini ternyata mengubah hidupku menjadi luar
biasa, lebih dari yang aku bisa bayangkan.
Perjalananku dimulai
ketika aku pulang ke Jakarta pada saat liburan semester. Liburanku
berawal dari tanggal 27 Juli sampai dengan 13 September, aku berada di
Jakarta sudah sejak tanggal 30 Juli. Dalam liburan ini aku berkunjung ke
rumah beberapa temanku, diantaranya adalah seorang teman lamaku Silvi
yang sudah sejak SMU tidak pernah bertemu. Kalau kuhitung-hitung sudah
sekitar satu tahun aku tidak bertemu dia. Sejak aku pertama kali bertemu
dia aku langsung jatuh cinta.
Aku melihat Silvi sebagai sosok
perempuan yang paling sempurna, [The Angel From Heaven!], rambut hitam
yang sepanjang bahu, wajah super cantik, body bagaikan supermodel,
payudara yang indah meskipun hanya bisa dilihat dari luar seragam
sekolah, dan bokong yang membuat mata cowok manapun mengikutinya kemana
pun ia pergi. Betapa inginnya aku menjadi bra atau celana dalam yang
selalu dipakainya, jadi kursi yang selalu didudukinya, jadi tempat tidur
yang selalu ditidurinya, atau jadi sabun yang selalu menjelajahi
tubuhnya. Aku selalu membayangkan bagaimana seandainya Silvi menjadi
pacarku.
Waktu itu kelas dua SMU. Dia kelas 2-4 dan aku kelas 2-3.
Aku mendekati dia dengan cara menjadi temannya yang paling baik. Aku
tidak berani mengutarakan perasaanku kepada dia, akibatnya dia tergaet
oleh orang lain. Hasil yang aku terima adalah aku hanya dianggap sebagai
temannya. Setelah tamat SMU kerinduanku makin memuncak, aku
memikirkannya setiap aku mau tidur, mau makan, mau mandi, mau gosok
gigi, mau berangkat ke kampus, mau nonton VCD porno, mau masturbasi,
setiap mau melakukan apapun. [Even we’re apart, you will always in my
heart, Silvi]. Maka dari itu aku memberanikan diri untuk mengunjungi dia
mumpung masih liburan. Untuk memastikan dia ada di rumah, aku
meneleponnya.
“Halo, bisa bicara dengan Silvi?” tanyaku menyapa.
“Iya, ini Silvi sendiri, ini siapa ya?” balasnya.
“Hei Sil, gimana kabar lo? masih inget gue ngga?” kataku bersikap sok tenang.
“Hmm.. siapa ya? ini Dimas ya? jangan iseng dech, gue tau ini elo kan?” katanya menebak.
“Dimas siapa.. ngaco ah.. ini gue Azwin..”
“Azwin? hei.. pa kabar juga? gue baik2 aja.. udah berapa lama sich? setahun ada kali ya..”
“Iya.. eh Sil gimana kabar lo ma si.. itu tuch..”
“Sama sapa?”
“Itu lho.. si Romeo.. hi.. hi..”
“..”
“Halo Sil.. gue salah ngomong ya..? haloo..”
“.. ngga.. kok.. gue..” katanya sambil menangis.
“.. Silvi ga perlu ceritain kok kalo Silvi rasa itu bikin sakit..” kataku berusaha menenangkannya.
“.. Azwin.. bisa.. ga.. dateng.. ke.. rumah.. Silvi..?” lanjutnya.
“Azwin pasti kesana.. Silvi tunggu aja ya.. Azwin pasti datang..” jawabku.
“.. cepet ya.. please..” katanya masih menangis.
Aku
langsung pergi ke rumahnya begitu telepon ku tutup. Selama perjalanan
aku mulai berpikir apa Silvia baik-baik saja.. aku berharap dia tidak
melakukan sesuatu yang ceroboh. Kira-kira 30 menit kemudian aku tiba di
rumahnya. Aku lihat dia sudah menungguku di pintu depan. Aku parkir
mobilku di tepat di depan rumahnya. Aku langsung berjalan kearahnya
dimana kulihat cewek yang sangat kusayangi meneteskan airmatanya. Belum
sempat ku tanya alasan mengapa ia menangis, dengan tiba-tiba dia menarik
tanganku dan membawaku ke dalam rumah. Kami kemudian duduk di sofa dan
dia mulai menceritakan masalahnya. Tapi beberapa menit kemudian tanpa
sadar aku melingkarkan tanganku di bahunya, namun anehnya dia tidak
merasa canggung ataupun risih, malah dia menyandarkan kepalanya ke
bahuku.
Aku pun tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak pernah berani aku katakan kepadanya.
“Silvi, dari dulu ada hal yang aku pengen bilang ke kamu..”
“Azwin bener-bener sayang sama Silvi.. Azwin selalu memikirkan Silvi..”
“Dari pertama kali kita kenalan, Azwin sudah suka ma Silvi..”
“Dan sekara..”
Belum
selesai aku mengatakannya Silvi tiba-tiba menutup mulutku dengan
tangannya. Dia kemudian mencium bibirku dengan lembut sekali, aku pun
tanpa pikir panjang, kubalas ciumannya penuh cinta. Beberapa saat kami
berciuman, kemudian Silvi mengatakan hal yang paling indah yang pernah
aku dengar.
“Azwin.. sebenernya Silvi juga suka sama kamu”
“.. dari dulu aku berharap kalo kamu itu yang mengajak Silvi nonton, makan..”
“.. Silvi selalu berharap Azwin suatu saat bakal ngajak Silvi..”
“I love U..”
Langsung
saja kucium bibir hangatnya dengan mesra. Kami berciuman cukup lama
sampai akhirnya Silvi mengajakku ke kamarnya. Tujuannya sudah jelas,
tempat tidur empuk yang masih tertata rapi. Ciuman kami terus berlanjut
dimana kami sedikit demi sedikit saling melepaskan pakaian kami,
kuangkat dasternya sambil ku meremas bokongnya yang sangat kenyal,
“Gila.. empuk banget pantatnya..” kataku dalam hati melanjutkan meraba
dan meremas bokong terseksi milik Silvi. Aku dulu hanya bisa melihat,
sekarang aku bisa menikmatinya. Aku tahu masih banyak lagi yang lebih
hebat dari cewek ini. Suara hatiku berkata “Dia cinta pertamamu, dan
sekarang kamu memilikinya..”.
Tanganku melanjutkan perjalanannya
keatas, disana ia menemukan dua buah gundukan, dengan lembut ku remas
dan perlahan kulepaskan dari penutupnya yang telah mengurungnya selama
ini. Ternyata buah dada Silvi tampak sangat indah jika dilihat langsung.
Bundar penuh dan putingnya berwarna coklat kemerah-merahan. Ukurannya
pun benar-benar menakjubkan. Tepat dalam telapak tanganku. Penisku pun
menjadi amat tegang. Aku merabanya dari bawah dan kemudian naik keatas
dimana ku menemukan puting susu yang sudah mulai mengeras. Silvi pun
bersuara ketika aku menjilatinya.
“Hmm.. enak.. Azwin.. terus.. ss..” desah Silvi,
Aku
pun menuntunnya ke tempat tidur. Kami sudah seperti pasangan suami
istri pada saat malam pengantin. Silvi duduk di tepi tempat tidur
sedangkan aku masih berdiri. Silvi sudah tidak memakai bra tapi masih
mengenakan celana dalam, kami saling bertatapan sejenak..
“Azwin.. Silvi mau melakukannya sama kamu.. Silvi melakukannya untuk kamu..”
Silvi
pun kemudian melepaskan celana dalamku, dimana disana tersimpan milikku
yang sangat berharga. Perlahan ia meraih penisku yang sudah teramat
tegang dan menghisapnya.
“Ohh.. Silvi..”, aku merasakan kenikmatan hebat.
Aku balas perlakuannya dengan meraba buah dadanya yang juga semakin tegang.
“Ahh.. Azwin.. terusin.. ahh..” lalu aku membuka celana dalam Silvi yang sudah agak basah.
Aku bisa melihat vagina yang di tumbuhi sedikit bulu, rupanya dia rajin
mencukurnya. Langsung saja kuraba seluruh bagiannya berharap menemukan
tempat yang paling sensitif.
“Aah.. teruss.. Azwin.. ohh..” Silvi mendesah, mendengarnya aku makin bersemangat.
Aku kemudian membawa Silvi ke tengah tempat tidur seraya mencium dan menjilati bagian tubuhnya yang paling intim itu.
“Aahh..
aku.. mo.. keluarr.. ohh.. sshh..” Silvi mengerang dan menjambak
rambutku, Silvi orgasme saat itu, cairan kenikmatannya banyak sekali
yang keluar.
Aku menciumnya bibirnya dan terus meremas-remas buah
dadanya, lalu kulumat puting susunya seperti anak kecil mengemut permen
kesukaannya.
“Ahh.. sshh.. aahh.. sshh..” Silvi mengerang tak karuan.
Penisku yang sudah agak melemas kembali tegang ketika Silvi mengulumnya sebagai balas budi.
“Ohh.. Silvi.. you.. are.the.. best.” kenikmatanku memuncak ketika aku merasa aku akan orgasme.
“Ahh.. sshh.. Silvii..” croot.. croott.. crot.. aku menyemprotkan maniku kedalam mulut Silvi, dan ia pun menelannya.
Kami
berada dalam kondisi sangat bergairah. Aku tetap menggerayangi tubuh
Silvi supaya ia terus merasa “Panas”, beberapa saat kemudian penisku
yang sudah kembali tegang dan tampaknya sudah siap mencelupkan diri
kedalam kolam kenikmatan. Dalam posisi Silvi terlentang dan aku
diatasnya, aku menuntun penisku [14x3cm] ke arah lubang surga milik
Silvi. Perlahan aku dorong penuh percaya diri, terlihat wajah Silvi agak
menahan sakit.
“Ahh.. pelan-pelan.. sayang.. ohh..”.
Aku dorong
lebih dalam lagi meskipun agak sempit, “oh God.. gila.. memeknya
ngejepit penis gue kenceng banget!” kataku dalam hati. Aku berpikir
“jangan-jangan Silvi masih perawan”. Kemudian penisku seperti tertahan
sesuatu, kupaksa masuk.
“ahh..!” pekik Silvi, kurasa aku menembus selaput daranya, ternyata benar Silvi masih perawan. Lalu perlahan kuayun pinggulku.
“Oh..
sshh.. aah.. ohh.. hmm..”, kami saling mendesah menikmati setiap
gesekan, vagina Silvi benar-benar rapat, dan ototnya terus memijat
penisku tanpa ampun.
“Ohh.. sshh.. ahh.. sshh.. ohh..” dan kemudian
tanpa mencabut penisku, aku mengganti posisi, aku dibawah, dan kini
giliran Silvi yang bergerak.
“Ohh.. ah.. ssh.. Azwin.. enaakk..
terus.. ss” gerakan Silvi aku imbangi, aku meremas buah dada Silvi dan
sekali-sekali aku mengangkat tubuhku untuk menghisap dan menjilati
puting susunya.
Tiba-tiba tubuh Silvi kejang, “Aah.. aku.. mauu.. keluarr.. ohh..”
Aku
merasakan semprotan cairan vagina Silvi membasahi kepala penisku,
terasa hangat dan nikmat. Kami dalam posisi ini agak lama, dimana
variasi hanya dalam bentuk ciuman, hisapan puting susu. Kemudian aku
merasakan adanya desakan di pangkal penisku, aku lalu menggerakkan
pinggulku naik turun, dibantu Silvi yang juga bergerak naik turun.
“Ohh.. sshh.. ohh.. SSHH..” aku merasa akan orgasme, aku lalu
mempercepat gerakanku, tiba-tiba tubuh Silvi kembali mengejang, namun
kali ini lebih kuat, dan vaginanya pun menjadi lebih sempit,
otot-ototnya memijat lebih hebat.
“OOHH.. Silvi.. mau.. kkee.. ke.. AAHH..” Silvi mencengkeram bahuku keras sekali.
“OOHH.. AHH.. Azwinn.. ga.. kuat..” Aku langsung menancapkan penisku
sampai habis, kupeluk cintaku seerat-eratnya dan.. “Croot.. croot..
croott” aku dan Silvi orgasme bersama, bersama mencapai kenikmatan. Aku
memeluk Silvi seperti tak akan kulepaskan, dia cintaku yang pertama,
cinta pertamaku yang hebat, cinta pertamaku yang nikmat. Kami sudah
menjadi sepasang kekasih. Aku sadar Silvi telah memberikan mahkotanya
kepadaku.
“Baby you’re all that i want, and you’re lying here in my arms”
“I love u so much Silvi” kataku lembut seraya mencium bibirnya yang basah namun lembut.
Ini pertama kali Silvi bercinta, dia pertama kali bercinta denganku,
aku bercinta dengan cinta pertamaku. Aku mengalami hal yang terindah
dalam hidupku.
Kami masih dalam keadaan telanjang, duduk
berhadapan, Silvi kupangku diatas pahaku, kami tidak berbicara sepatah
kata pun, kami hanya saling memandang, saling tersenyum, sesekali kucium
bibirnya, kubelai rambutnya, dan kuhapus airmata bahagianya yang
mengalir menuruni pipinya.
“Silvi.. Aku sangat mencintai kamu
sepenuh hati Azwin, kamu adalah hal terindah yang pernah terjadi
untukku, Azwin ngga bakal ninggalin Silvi, Azwin akan selalu ada untuk
Silvi..” kemudian kuberikan ciuman terhangat dan termanis untuk
Silvi-ku.
Aku akhirnya mendapatkan cintaku, cinta pertamaku.
Sampai
saat ini aku berpacaran dengan Silvi, kami bercinta kapan saja kami
mau, baik itu di rumah Silvi ataupun di rumahku. Kami selalu ingin
merasakan kenikmatan dunia itu berulang kali.
Cerita Sex
Cerita Sex Remaja
Cerita Sex Terbaru
Cinta
Dengan
Kumpulan Cerita Sex
Ngentot
Nikmatnya
Pertama
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.